Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan seorang tentara Prancis sedang berpatroli di sebuah kawasan bisnis di sebelah barat Ibu Kota Paris kemarin ditusuk di bagian lehernya oleh seorang pria, yang langsung kabur dari lokasi kejadi dan saat ini sedang diburu polisi.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Ahad (26/5), korban saat itu sedang berpatroli bersama dua tentara lainnya sebagai bagian dari rencana pengawasan anti-terorisme di Prancis, ketika dia didekati dari belakang oleh pelaku sekitar pukul 18.00 waktu setempat dan ditikam di bagian lehernya dengan menggunakan sebuah pisau atau sebuah alat pemotong.
Hollande, yang saat itu berada di Kota Addis Ababa, Ethiopia, mengatakan bahwa pelaku penusukan saat ini masih diburu dan polisi
"Kita masih belum tahu pasti insiden penyrangan itu atau identitas pelaku. Tetapi kami akan meneliti dari semua aspek," kata Hollande kepada para wartawan.
Polisi bertugas di Kawasan Hauts-de-Seine, Pierre Andre Peyvel, mengatakan setelah insiden penyerangan korban kehilangan banyak darah tapi masih bertahan hidup. Korban saat ini dirawat di sebuah rumah sakit militer terdekat.
"Luka dialami korban tampaknya cukup serius, namun tidak sampai mengancam jiwanya," ujar dia.
Peyvel mengatakan pelaku berhasil melarikan diri ke pusat perbelanjaan yang ramai di kawasan bisnis La Defense sebelum dua tentara lain, yang berjalan di depannya, mengejar dia.
Surat kabar Le Parisien mengutip sumber dari seorang polisi mengatakan bahwa pelaku diduga seorang pria berjanggut asal Afrika Utara berusia sekitar 30-an tahun. Pelaku juga mengenakan sebuah pakian bergaya Arab di balik jasnya.
Namun, Peyvel menolak untuk memberikan keterangan ataupun membantah keterangan itu dan mengatakan bahwa informasi lebih lanjut tentang identitas pelaku akan diberikan setelah penyelidikan.
Prancis saat ini memang berada dalam siaga penuh dalam mencegah serangan dari kelompok milisi Islam, terutama setelah Prancis campur tangan dalam urusan militer di Mali pada Januari lalu, untuk mencegah ancaman terhadap kepentingan Prancis dari kelompok milisi Al-Qaidah in the Islamic Maghreb (AQIM).
Serangan ini datang selang beberapa hari setelah insiden pembunuhan sadis terhadap seorang tentara Inggris di Ibu Kota London oleh dua orang yang menyatakan bahwa mereka bertindak untuk membalas dendam atas kekerasan terhadap kaum muslim.
[fas]merdeka.com
KliK DI BAWAH INI: