Ekonomi China tengah berada di puncak kejayaan. Setelah berhasil bertahan dari guncangan krisis ekonomi dunia pada 2008 lalu, ekonomi China terus tumbuh pesat. Bahkan menjadi yang terkuat di dunia.
Tidak dipungkiri, ekonomi China mulai menguasai dunia. Barang-barang atau produk made in China mendominasi pasar internasional. Produk buatan China membidik pasar yang besar. Salah satunya Indonesia. Jangan heran jika sangat mudah menemukan produk buatan China di sekeliling kita.
Produk buatan China sangat mudah diterima masyarakat Indonesia. Salah satunya karena faktor harganya yang murah dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah.
Khususnya untuk produk-produk elektronik mulai dari televisi, telepon genggam, laptop, dan lainnya. Namun, yang tidak bisa dikesampingkan sebagian besar masyarakat menganggap produk buatan China hanya menang di harga yang murah, dari sisi kualitas masih di bawah produk Jepang atau negara lainnya.
Arian dwi Cahyo, 23, salah satu yang punya pengalaman mengecewakan dengan produk buatan China. "Waktu itu saya beli Handphone, tapi enggak bertahan lama. Gampang rusak," kata Ari kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (30/5) malam.
Menurutnya, kualitas barang buatan China tidak terjamin. Terlebih untuk barang-barang yang dijual dengan harga murah. "Jarang ada barang buatan China yang awet (tahan lama). Rata-rata karena murah jadi murahan," katanya.
Namun, anggapan tersebut langsung dipatahkan oleh Ketua Persatuan Pengusaha Tionghoa Indonesia Richard Tan. Dia menampik bahwa produk buatan China adalah murahan. Dia mengakui jika produk-produk China berharga murah. Namun, soal kualitas yang rendah, kata dia, itu hanya pandangan masyarakat lantaran belum terbiasa.
Dia membandingkannya dengan nasib produk Jepang di Tanah Air pada era 1970-an yang juga dipandang sebelah mata oleh konsumen. "Dulu 30 tahun lalu kita lihat barang Jepang juga dianggap murahan, tapi sekarang kita lihat teknologinya. Produk China itu murah karena kita sesuaikan teknologinya, mau motor harga Rp 20 juta bisa, minta yang Rp 10 juta juga bisa. Jadi murah dengan murahan itu berbeda," ujarnya di JIExpo, Kemayoran, Kamis (30/5).
Richard membeberkan rahasia kenapa produk China saat ini diekspor ke seluruh dunia. Dia menilai, pengusaha di negara itu bisa memenuhi permintaan pasar dengan rentang harga bervariasi. Ongkos produksi ditekan karena memakai sistem perusahaan rumahan alias usaha kecil menengah.
"Perusahaan China itu menyesuaikan yang mengorder, jadi mengikuti tren pasar, dia pun dituntut pasar domestik yang tinggi, satu miliar penduduk. Itu sebabnya dari China ada berbagai variasi handphone, kenapa semua konsumen diharuskan membeli yang harga Rp 10 juta sedangkan butuhnya di spesifikasi yang sama ada Rp 700.000," paparnya.
Dengan penjelasan tersebut, cukupkah membuat masyarakat yakin akan kualitas produk buatan China?
[noe]merdeka.com
KliK DI BAWAH INI: