Pra-Kelahiran Pengaruhi Orientasi Seksual

Seringkali orang berorientasi seksual sesama jenis atau homoseksual dapat prilaku kasar.


Kondisi pra kelahiran (pre-natal) dan anatomi otak seseorang mempengaruhi orientasi seksual. Keterkaitan hormon sebelum kelahiran dan anatomi diperkirakan menyebabkan perbedaan orientasi seksual.

Psikiater divisi Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dr Andri SpKJ mengatakan, peluang (prevalensi) homoseksual di masyarakat melalui penelitian sekitar tiga hingga empat persen terjadi pada pria dan satu sampai dua persen pada wanita.

"Tiga faktor penyebab yang paling sering dipelajari yakni keinginan sendiri (pilihan), pengaruh lingkungan, serta faktor genetik," tuturnya pada Dharmatalk bertema Homosexual, Is It OK? di Auditorium Gedung Museum Bank Mandiri, Minggu, 15 Maret 2009.

Andri yang juga anggota Akademi of Psychosomatic Medicine itu menuturkan, dari berbagai penelitian mengenai homoseksual, penelitian Kinsey terhadap 1.000 homoseksual dan 500 heteroseksual seringkali dijadikan bahan rujukan.

Hipotesis neurohormonal menyatakan, orientasi seksual ditentukan hormon yang bekerja di otak pada perkembangan prenatal. "Kondisi neuroanatomi berbeda juga ditunjukkan pada kondisi orang dengan orientasi homoseksual dibandingkan dengan heteroseksual," katanya.

Dia menambahkan, pada otak ada daerah yang disebut interstitial nucleus of anterior hypothalamus ketiga. Jika ukurannya daerah otak tersebut lebih besar, ketertarikan orang bersangkutan kepada perempuan. Sedangkan jika lebih kecil, ketertarikan kepada laki-laki lebih besar.
"Heteroseksual memiliki daerah ini sampai dua hingga tiga kali lebih besar dibandingkan homoseksual," tutur Andri.

Hasil penelitian ini, menurut Andri membuat pendapat bahwa homoseksual merupakan hasil produksi kebudayaan manusia dan bukan sesuatu yang natural terus diperdebatkan.
Pada penelitian lainnya, dia menambahkan, memberikan hasil lingkungan tidak mempengaruhi seseorang menjadi heteroseksual atau homoseksual.

Andri mangakui, dalam masyarakat seringkali orang dengan orientasi seksual sesama jenis atau homoseksual mendapat perlakuan kasar karena dianggap memiliki perilaku menyimpang.
"Resiko perlakuan kasar dan resiko dibuang dari masyarakat karena dianggap tidak bermoral banyak didapati pada orang dengan orientasi seks sejenis (homoseksual)," tutur dia.

sumber : http://life.viva.co.id

KliK DI BAWAH INI:



Jangan lupa Comment N Di share yah :)


Comments
0 Comments

0 comments: