Empat hari berlalu sejak mendiang Ustad Muhammad Jeffry Al Buchori wafat, pada Jumat dinihari pekan lalu. Sampai saat ini ucapan belasungkawa masih mengalir deras dari berbagai kalangan, ditujukan kepada keluarga ditinggalkan.
Sampai saat ini banyak orang masih berdatangan ke makam Uje, sapaan Ustad Jeffry, di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Mereka umumnya merasa simpati dan kehilangan atas kepergian Uje. Meski tidak seluruhnya pernah bertatap muka langsung, dan hanya menyaksikan sosok Uje dari layar kaca.
Pemandangan sama pun terlihat di lokasi tempat kecelakaan Uje, di Jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sejak kabar peristiwa itu terjadi, sontak satu dari tiga pohon palem berjejer di depan rumah megah nomor 17 itu menjadi perhatian warga.
Sampai saat ini banyak orang masih berdatangan ke makam Uje, sapaan Ustad Jeffry, di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Mereka umumnya merasa simpati dan kehilangan atas kepergian Uje. Meski tidak seluruhnya pernah bertatap muka langsung, dan hanya menyaksikan sosok Uje dari layar kaca.
Pemandangan sama pun terlihat di lokasi tempat kecelakaan Uje, di Jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sejak kabar peristiwa itu terjadi, sontak satu dari tiga pohon palem berjejer di depan rumah megah nomor 17 itu menjadi perhatian warga.
Di lokasi itulah Uje menemui ajalnya lantaran sepeda motor Kawasaki ER-6N yang dikendarainya lepas kendali, lantas melindas trotoar dan menghantam pohon palem. Di aspal pun masih terlihat bekas goresan akibat motor Uje yang terjatuh, dan ditandai oleh polisi.
Pantauan merdeka.com pada Senin (29/4) malam, beberapa pelintas, baik pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor, nampak menurunkan kecepatan saat melewati lokasi itu. Beberapa di antaranya bahkan ada yang berhenti sejenak sekedar melihat-lihat, atau mengambil foto. Di lokasi itu juga beberapa orang menaburkan kembang atau menaruh bunga, maksudnya buat menghormati kepergian Uje.
"Ini sih enggak terlalu ramai lagi. Paling pas pulang kerja saja agak ramai. Waktu Uje meninggal, Jumat, Sabtu, Minggu penuh di sini. Sampai jam satu dinihari juga masih ada yang datang," kata Ruswandi, seorang penjaga rumah persis di samping lokasi kecelakaan.
Uje menabrak pohon palem yang terletak di tengah-tengah jejeran pohon palem lainnya. Masih tampak bekas goresan sepeda motor Uje di pohon itu.
Menurut Ruswandi, niat menaburkan kembang dan bunga itu terjadi secara spontan saja oleh orang-orang yang datang melihat. Dia pun paham hal itu adalah sebagai bentuk penghormatan buat Uje.
"Biarin saja kembangnya sampai tujuh hari. Ini buat penanda orang-orang yang datang ke sini. Mereka kan ingin tau. Waktu pesuruh rumah mau bersihkan saya larang," ujar Ruswandi.
Ruswandi mengatakan sang pemilik rumah yang warga China dan sudah beralih menjadi warga Indonesia sempat bingung dan bertanya. Menurut dia, sang majikan heran memangnya siapa yang menabrak pohon palem di halaman depan rumahnya. Setelah dijelaskan, lanjut dia, akhirnya sang majikan paham dan membiarkan hal itu.
Pantauan merdeka.com pada Senin (29/4) malam, beberapa pelintas, baik pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor, nampak menurunkan kecepatan saat melewati lokasi itu. Beberapa di antaranya bahkan ada yang berhenti sejenak sekedar melihat-lihat, atau mengambil foto. Di lokasi itu juga beberapa orang menaburkan kembang atau menaruh bunga, maksudnya buat menghormati kepergian Uje.
"Ini sih enggak terlalu ramai lagi. Paling pas pulang kerja saja agak ramai. Waktu Uje meninggal, Jumat, Sabtu, Minggu penuh di sini. Sampai jam satu dinihari juga masih ada yang datang," kata Ruswandi, seorang penjaga rumah persis di samping lokasi kecelakaan.
Uje menabrak pohon palem yang terletak di tengah-tengah jejeran pohon palem lainnya. Masih tampak bekas goresan sepeda motor Uje di pohon itu.
Menurut Ruswandi, niat menaburkan kembang dan bunga itu terjadi secara spontan saja oleh orang-orang yang datang melihat. Dia pun paham hal itu adalah sebagai bentuk penghormatan buat Uje.
"Biarin saja kembangnya sampai tujuh hari. Ini buat penanda orang-orang yang datang ke sini. Mereka kan ingin tau. Waktu pesuruh rumah mau bersihkan saya larang," ujar Ruswandi.
Ruswandi mengatakan sang pemilik rumah yang warga China dan sudah beralih menjadi warga Indonesia sempat bingung dan bertanya. Menurut dia, sang majikan heran memangnya siapa yang menabrak pohon palem di halaman depan rumahnya. Setelah dijelaskan, lanjut dia, akhirnya sang majikan paham dan membiarkan hal itu.
[did]merdeka.com
KliK DI BAWAH INI: