BARCELONA — Terduga pelaku penyerangan perusahaan pengawas anti-spam, Spamhaus, telah ditangkap. Menurut pihak berwenang Spanyol, pelaku kewarganegaraan Belanda ini sudah diringkus di kota Granollers, sekitar 35 km dari kota Barcelona, Spanyol.
Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri Spanyol menjelaskan, si pelaku tidak melancarkan aksinya di rumah atau bangunan. Ia beserta anggota tim lainnya menggunakan sebuah mobil van sebagai kantor dan berkeliling sambil mengirimkan paket data sebesar 300Gbps ke server Spamhaus.
Sekadar informasi, besarnya serangan tersebut dinyatakan sebagai yang terbesar dalam sejarah dunia internet.
Dikutip dari PC World, Senin (29/4/2013), mobil van yang digunakan oleh para peretas ini ternyata sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat, termasuk router, sebuah komputer Mac Mini, laptop, antena, dan juga sebuah buku novel berjudul Quicksilver karya Neal Stephenson.
Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri Spanyol menjelaskan, si pelaku tidak melancarkan aksinya di rumah atau bangunan. Ia beserta anggota tim lainnya menggunakan sebuah mobil van sebagai kantor dan berkeliling sambil mengirimkan paket data sebesar 300Gbps ke server Spamhaus.
Sekadar informasi, besarnya serangan tersebut dinyatakan sebagai yang terbesar dalam sejarah dunia internet.
Dikutip dari PC World, Senin (29/4/2013), mobil van yang digunakan oleh para peretas ini ternyata sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat, termasuk router, sebuah komputer Mac Mini, laptop, antena, dan juga sebuah buku novel berjudul Quicksilver karya Neal Stephenson.
Selain itu, terdapat juga dua buah stempel karet bertuliskan "Nato Secret" dan "Nato Classified".
Terduga "diplomat" dari negara CyberBunker
Terduga pelaku penyerangan ini diketahui memiliki nama Sven Kamphuis. Namun, pihak berwenang Spanyol tidak secara terang-terangan menulis nama tersebut dalam laporannya. Mereka lebih suka menyebut inisial nama sang terduga pelaku, yaitu S.K. Hal tersebut dilakukan untuk masalah privasi.
Kamphuis sendiri diduga sebagai anggota grup Stophaus, sebuah kelompok yang dibentuk untuk menghalang-halangi kerja Spamhaus.
Pada saat penangkapan, pria 35 tahun yang berasal dari Alkmaar Belanda ini mengaku sebagai diplomat dari Republic of CyberBunker.
CyberBunker.com sendiri adalah sebuah hosting provider yang berbasiskan di fasilitas bekas militer di Belanda. Kelompok provider ini terkenal karena menolak upaya penegakan hukum penghapusan konten tertentu dari internet. Perusahaan tersebut mengaku tidak terlibat dalam spam dan tidak mengizinkan traffic SMTP, protokol yang digunakan untuk mengirimkan e-mail.
Kamphuis akan segera diekstradiksi dari Spanyol untuk menghadapi tuntutan hukum di Belanda.
Terduga pelaku penyerangan ini diketahui memiliki nama Sven Kamphuis. Namun, pihak berwenang Spanyol tidak secara terang-terangan menulis nama tersebut dalam laporannya. Mereka lebih suka menyebut inisial nama sang terduga pelaku, yaitu S.K. Hal tersebut dilakukan untuk masalah privasi.
Kamphuis sendiri diduga sebagai anggota grup Stophaus, sebuah kelompok yang dibentuk untuk menghalang-halangi kerja Spamhaus.
Pada saat penangkapan, pria 35 tahun yang berasal dari Alkmaar Belanda ini mengaku sebagai diplomat dari Republic of CyberBunker.
CyberBunker.com sendiri adalah sebuah hosting provider yang berbasiskan di fasilitas bekas militer di Belanda. Kelompok provider ini terkenal karena menolak upaya penegakan hukum penghapusan konten tertentu dari internet. Perusahaan tersebut mengaku tidak terlibat dalam spam dan tidak mengizinkan traffic SMTP, protokol yang digunakan untuk mengirimkan e-mail.
Kamphuis akan segera diekstradiksi dari Spanyol untuk menghadapi tuntutan hukum di Belanda.
KOMPAS.com
KliK DI BAWAH INI: