Dunia manusia penuh dengan misteri. Mungkin hal ini adalah prinsip mendasar dibalik salah satu cabang ilmu pengetahuan modern yang paling kontroversi saat ini yakni Cryptozoology.
Staf Museum Nasional Kenya menunjukkan Coelacanth,
spesies ikan jaman prasejarah yang diperkirakan oleh
ilmuwan telah punah jutaan tahun yang lalu.
Cryptids, spesies dalam ilmu Zoologi yang keberadaannya masih diragukan, akan tetapi terdapat bukti-bukti solid yang mendukungnya, walau sulit untuk dipahami oleh manusia modern. Makhluk imajinasi (mitos) yang ada selama berabad-abad ini, misalnya Yeti di Himalaya, Big-foot di Amerika dan Naga Lochness di Inggris adalah beberapa contoh yang terkenal. Akan tetapi mereka ini justru sangat ditentang keberadaannya oleh ahli Cryptozoology konservatif.
Kebalikan dengan ide gila ilmuwan gadungan yang mengejar binatang buas khayalan, Cryptozoologis meyakinkan kita bahwa planet bumi ini masih tersembunyi ratusan spesies biologi yang oleh ilmu zoologi dengan sengaja diabaikan. Akan tetapi apakah ini dapat dilakukan dengan mudah? Apakah masih ada tempat-tempat di bumi yang belum diketahui sehingga dapat menjadi tempat bersembunyi makhluk spesies yang tak dikenal oleh ilmu pengetahuan modern?
Jawabannya cenderung “ya”. Ini bukan hanya pengetahuan geografis yang kita miliki saja yang mengatakan demikian, akan tetapi dukungan dari pemikiran yang muncul beberapa tahun terakhir ini serta bermunculannya berbagai spesies yang tidak pernah diketahui sebelumnya, atau dalam banyak kasus, telah muncul sebagai dongeng rakyat.
Tidak ada satu pun pertanyaan atau pernyataan seputar keberadaan Gorila, hingga 1847 secara ilmiah ditetapkan keberadaannya. Sebelumnya, makhluk primata besar ini tergolong legenda yang ada di tanah Angola (Afrika), dan disebut sebagai “Pongo”.
Contoh historis lainnya adalah makhluk fauna planet ini yang diabaikan, Coelacanth (Latimeria chalumnae), sebuah spesies ikan prasejarah yang oleh iptek dinyatakan telah punah jutaan tahun yang lalu, akan tetapi oleh nelayan penduduk asli Manado, Sulawesi, Indonesia, telah diperjualbelikan di pasar tradisional mereka sebagai hidangan (ditemukan oleh pasangan suami istri Arnaz dan Mark, saat berbulan madu di Manado, 18 September 1997).
Begitu juga halnya kasus Okapi (makhluk seperti zebra dan jerapah di Kongo, Afrika), Onza (spesies kucing liar jaman Mesoamerica, bangsa Aztec menyebutnya Nahuat, bangsa Spanyol menyebutnya Lynx), tapir Andean, celeng besar ataupun lemur bambu, adalah sedikit contoh spesies “baru” tersebut.
Cryptids / okapi
Lynx
Mereka dikenal oleh penduduk pribumi di daerah masing-masing, namun diragukan keberadaannya dalam daftar atau dianggap sebagai legenda hingga setelah penemuan resmi diakui para ahli.
Melihat seperti seekor monyet kecil
Kegairahan pencarian spesies yang belum diketahui masih terus berlangsung hingga hari ini. Dalam tiga tahun terakhir ini para ilmuwan telah menemukan hewan karnivora dan pengerat yang telah diperkirakan punah, serta berbagai jenis spesies laut yang keberadaannya hanyalah dugaan semata.
Misalnya penemuan cumi-cumi raksasa pada 2001 lalu, atau pun ubur-ubur raksasa yang disebut Granrojo dalam tahun yang sama.
Granrojo
Setelah terjadi bencana tsunami 2004 lalu, banyak sekali ditemukan spesies ikan yang berharga di Samudra Hindia, dan berbagai macam tumbuhan, burung dan kodok yang ditemukan akhir-akhir ini di wilayah pegunungan Papua.
Contoh lain yang terkenal adalah “Ebu Gogo”, makhluk manusia kecil (homo floresiensis), yang diperkirakan hidup bersamaan dengan manusia modern. Dan jangan lupa terhadap ras kera raksasa Kongo yang ditemukan akhir dekade lalu, yang memiliki percampuran ganjil antara gorila dan simpanse. Para pemburu lokal menjuluki kera besar ini sebagai “pembunuh singa”, memberikan sebuah indikasi jelas akan keagresifan dan ukuran dari makhluk ini.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah spesies hewan baru yang berbentuk aneh telah ditemukan membusuk di pantai Rusia 2006 lalu. Bentuknya seperti buaya raksasa yang dipenuhi bulu. Binatang ini diboyong oleh pihak militer Rusia untuk diselidiki lebih lanjut, akan tetapi keberadaannya saat ini menjadi tanda tanya.
Apa yang masih tertinggal untuk diselidiki
Diantara hewan besar mamalia tersebut, yang ditemukan dalam kurun waktu 1937 hingga 1993, rata-rata muncul spesies baru pada setiap enam tahun. Sejak 1980, meningkat menjadi satu spesies baru setiap dua tahun. Memperpanjang daftar makhluk serangga dan hewan-hewan kecil lainnya yang ditemukan dalam suatu ekspedisi penelitian yang jauh di pedalaman.
Di planet kita bermunculan tempat-tempat yang jarang dijelajahi atau pun belum pernah dijamah sama sekali, seperti Amazon, hutan Siberia atau puncak-puncak tinggi yang tertutup salju, dimana banyak terdapat harta biologis yang tersembunyi, seperti ular, kungkang, binatang pengerat raksasa, Orang Pendek (primata bipedal), Mokele mbembe (makhluk dinosaurus dari kolam dipedalaman Kongo dan sungai Zambeze yang dikatakan masih bertahan dari kepunahan) atau kucing Afrika yang belum terbukti keberadaannya.
Di angkasa pun juga terdapat ratusan burung kecil yang masih belum diakui oleh ilmu pengetahuan. Bahkan spesies bersayap besar masih ditemukan, seperti si legendaris Thunderbird (burung legendaris penduduk Amerika Utara) yang dikisahkan dalam berbagai macam cerita. Pada 2002 dan 2004, didapatkan gambar burung-burung dengan ukuran raksasa terbang melintasi angkasa. Spesies tersebut hingga kini belum terindentifikasi.
Di bumi kita ini, daerah-daerah dan laut-laut yang belum dipetakan, sebenarnya merupakan daerah yang paling diabaikan oleh semua orang. Iptek hanya bisa mengeksplorasi 3 persen dari daerah samudera kita, dan jumlah spesies hayatinya jauh melampaui yang ditemukan di daratan.
Kita bahkan tidak mengetahui makhluk ganjil yang bersembunyi dalam wilayah tak terjamah di kedalaman air. Pelaut membicarakan monster raksasa seperti “Kraken”, yang dikatakan sebagai imajinasi orang dalam perjalanan panjang di laut, atau bisa jadi adalah kenyataan.
Kita bahkan tidak mengetahui makhluk ganjil yang bersembunyi dalam wilayah tak terjamah di kedalaman air. Pelaut membicarakan monster raksasa seperti “Kraken”, yang dikatakan sebagai imajinasi orang dalam perjalanan panjang di laut, atau bisa jadi adalah kenyataan.
Salah satu contoh dari beberapa tahun silam, seorang ilmuwan Jepang sedang mengambil gambar hiu-hiu di dekat Mariana Trench (palung laut yang paling dalam didunia, sekitar 11 km, terletak di sebelah barat laut samudra Pasifik), seekor makhluk yang sangat besar dengan panjang sekitar 200 kaki (60 meter) muncul di monitor dan dengan segera hiu-hiu tersebut lari ketakutan. Para ilmuwan tidak dapat mengidentifikasi makhluk yang misterius tersebut.
Ini adalah salah satu dari sekian banyak contoh kasus pemandangan yang masih terus membingungkan para ahli. Akan tetapi dari kesemua hal ini, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa baik di udara, darat atau pun bawah laut, masih ada banyak legenda untuk ditemukan keabsahannya. (dfz)