Buka-bukaan pengalaman kepala pelayan Inggris


Hari buruh jatuh pada 1 Mei selalu diperingati para pekerja di pelbagai penjuru dunia untuk turun ke jalan dan menuntut hak-hak. Namun bagaimana dengan mereka bekerja dan menjadi bagian dari sebuah kerajaan? Mereka tentunya dituntut setia dengan kontrak yang hanya hitam di atas putih namun ternyata kedigdayaan dan kehormatan sebuah kerajaan tidak selalu indah bagai negeri dongeng. Salah satu diceritakan pengalaman oleh Paul Burrell.
Nama Burrell mungkin kurang akrab di telinga Anda, tapi dia orang paling dipercaya keluarga kerajaan Inggris. Burrell kepala pelayan memerintahkan ratusan pembantu Istana Buckingham dan membagi tugas mereka dengan penuh disiplin.

Lelaki lahir pada 6 Juni 1958 ini sejak umur delapan tahun sudah bercita-cita menjadi salah satu pelayan Buckingham sebab saat pergi ke Ibu Kota London dia menyaksikan pawai pengawal kerajaan dan mulai mengagumi mereka. Burrell kecil bermimpi menjadi bagian dari kerajaan.

Dia menyelesaikan pendidikan di sekolah tinggi manajemen perhotelan di wilayah Chesterfield. Cita-citanya masuk ke istana sangat mulus. Di usia 18 tahun Burrell menerima tawaran menjadi salah satu pelayan pribadi Ratu Elizabeth II dan gajinya sangat besar.

Saking setianya,dia pun diangkat untuk menjadi pelayan Putri dari Wales, Diana. Namun semua itu berubah lantaran dia membelot dari istana dan menceritakan secara gamblang kebobrokan Buckingham terutama saat dirinya mengungkap sisi negatif Diana, pun Pangeran Charles suaminya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail (2003).

Jika Diana berselingkuh dengan pengusaha asal Arab Saudi Dodi Al-Fayed, maka Charles dikatakan oleh Burrell main mata dengan seorang pengasuh bernama Tiggy Legge Bourke. Burrell menceritakan itu di puluhan surat pada seorang sahabatnya Michael Hillard. Hillard tidak pernah membuang surat-surat itu. Dia malah membundelnya dalam satu buku lalu ditunjukkannya pada Burrell. Dia baru menyadari catatannya bisa menjadi dokumen penting tentang apa terjadi dalam Buckingham sebenarnya.

Nama Burrell langsung menjadi daftar hitam seantero istana. Mereka menilai kebaikan pada lelaki itu dibalas dengan air tuba. Burrell pun menganggap selama dia bekerja di Buckingham merupakan saat-saat paling buruk dalam hidupnya. Dia membiarkan semua keburukan ada di depan matanya namun tak bisa berbuat apa-apa. Tidak tahan dengan kondisi itu dia memutuskan mengundurkan diri satu dekade lalu.

Semua pengalaman dia dituliskannya pada bukunya berjudul 'Tugas kerajaan'. Buku ini sempat dilarang peredarannya di Inggris namun banyak orang memburunya hingga naik cetak sampai dua kali.
[din]merdeka.com


KliK DI BAWAH INI:



Jangan lupa Comment N Di share yah :)

Comments
0 Comments

0 comments: