5 Survei dan analisa ini menilai Ical tak layak jadi presiden


Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sudah dari jauh-jauh hari menyatakan niatnya untuk maju menjadi calon presiden Indonesia 2014 mendatang. Ical, panggilan akrabnya pun sudah melakukan sosialisasi ke daerah dan gencar beriklan lewat stasiun TV miliknya.


Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) melakukan analisis terkait siapa calon presiden (Capres) yang ideal untuk memimpin Indonesia di pemilu 2014. Di antara analisis yang dilakukan LPI termasuk tentang siapa capres dengan modal paling kuat. 

Pada poin kekuatan modal, LPI menemukan bahwa Aburizal Bakrie sebagai calon paling kaya dengan harta pada 2012 ditaksir mencapai USD 890 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun. 

Namun sejumlah pihak meragukan elektabilitas Ical. Sebabnya Ical selalu dikaitkan dengan lumpur Lapindo yang nyaris menenggelamkan Sidoarjo. 

Dalam survei-survei pun, Ical masih berada di bawah sosok Mahfud MD dan Prabowo Subianto. Dalam waktu dua tahun, sulit bagi Ical untuk mengubah hal tersebut.

Berikut beberapa hasil survei dan analisa yang menyebut Ketua Umum partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie tak mampu jadi Presiden 2014 mendatang.


1. Popularitas Ical di bawah Prabowo dan Akbar Tandjung

Survei lembaga pengkajian Sumber Daya Manusia Indonesia (Lepsudami) soal calon presiden terpopuler, menyebutkan dalam survei tersebut Ical berada di bawah Prabowo Subianto dan Akbar Tandjung. Ical sendiri mengaku santai menghadapi kenyataan itu.

"Kita lihat nanti. Kalau di bawah Prabowo enggak apa dong, beliau kan sudah lama mencalonkan diri," ujar Ical di Kantor DPP Golkar, Jumat (27/4).

Ical yang akan maju pada Pilpres 2014 nanti juga menilai elektabilitas Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih tinggi. Meski sudah dua kali gagal, Mega masih berpeluang untuk menang.

"Bu Mega juga begitu, Bu Mega mantan, yang pencapresannya tinggi jadi nggak apa-apa, nggak ada masalah," tuturnya.

Dalam survei popularitas calon presiden oleh Lembaga Pengkajian Sumber Daya Manusia Indonesia (Lepsudami), Prabowo dan Akbar Tandjung ada di peringkat teratas. Survei dilakukan pada November 2011 hingga Februari 2012 dengan 10.000 responden di lima kota besar Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, dan Semarang.

Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan angka dukungan 18%. Peringkat kedua ditempati oleh politisi gaek Partai Golkar, Akbar Tandjung dengan perolehan 17% suara responden. Disusul berikutnya Jusuf Kalla sebesar 13% dan Aburizal Bakrie 11%.

2. Survei LSI: Ical ada di bawah Mega

Hasil survei lembaga lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan elektabilitas Aburizal Bakrie berada di bawah Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto. Golkar tak mau patah semangat dengan survei itu.

"Tetapi politik kan dinamis, kami tidak tahu apa yang terjadi tahun-tahun ke depan. Belum lagi ada figur lain yang terus bermunculan," Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso kepada wartawan di komplek parlemen, Senayan Jakarta, Senin (15/10).

Hasil survei LSI menyebutkan, dukungan terhadap tokoh dari partai nasionalis rata-rata mencapai persentase di atas 15 persen. Yakni Megawati Soekarnoputri 20,2 persen, Prabowo Subianto 19,3 persen dan Aburizal Bakrie 18,1 persen.

Priyo mengatakan, Partai Golkar siap jika Ical, sapaan Aburizal harus berhadapan dengan Megawati pada capres pemilu 2014 nantinya. Menurutnya, semua kemungkinan bisa terjadi. "Kita siap walaupun harus head to head Ical dan Mega," lanjutnya.

Menurut Priyo, ditambah lagi Partai Demokrat yang merupakan partai pemenang pada pemilu 2009, belum menetapkan siapa yang akan digadang maju sebagai capres 2014.

3. Ical dihambat kasus Lapindo

Pengamat politik Universitas Negeri Islam (UIN), Gun Gun heriyanto mengatakan langkah Ical menuju kursi capres tak akan mulus. Menurutnya persoalan Ical selalu disorot negatif oleh publik.

"Bisnisnya adalah salah satu kekuatan yang dianggap banyak pihak menjadi sumber daya politik Ical selama ini. Jika sumber daya politiknya sudah melemah atau merosot tajam, tentu akan mempengaruhi proses dia menuju RI 1," jelas Gun Gun kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (7/9).

Hal lain yang akan menjegal langkah Ical yakni persoalan elektabilitas. Menurut Gun Gun, kasus Lapindo akan menjadi catatan buruk untuk karir politiknya.

"Banyak pihak yakin, Ical adalah capres yang punya beban sejarah terutama soal Lapindo. Citra Ical dan raksasa bisnisnya juga kerap dipahami dengan skeptis," tegas Gun Gun.

"Jadi, memang sebaiknya ada evaluasi dari internal Golkar sendiri atas pencapresan Ical," tandasnya.

4. Budayawan: Sampai lumutan Ical tak akan jadi Presiden

"Pemimpin kita itu tidak ada akar. Yang ada sekarang itu pemimpin punya dua triliun langsung melenting jadi capres dan cawapres. Tidak bisa masyarakat dibeli, yang dibeli harusnya mekanismenya dibeli. Aburizal mau dipilih sampai lumutan itu tidak terpilih," kata budayawan, Radhar Panca Dahana di Gedung DPD Jakarta, Jumat (25/05).

Menurut dia, banyak calon pemimpin tidak mempunyai prestasi untuk masyarakat, namun berhasrat menjadi pemimpin. Padahal pemilu masih lama.

"Bagaimana seorang pemimpin disamakan dengan kacang goreng, yang menentukan pemimpin itu kerjanya. Promosi itu penipuan. Aburizal Bakrie, Prabowo. Penipuan politik itu murahan, penipuan. Kalau calon-calon seperti itu hancur negeri ini," ujar dia.

Radhar menegaskan, figur-figur yang merasa dirinya pemimpin sebenarnya tidak mempunyai kapasitas. Kemampuan calon pemimpin seperti itu justru dipertanyakan.

Ada kriteria tertentu jika orang ingin menjadi pemimpin. "Satu jujur, kedua berpihak kebaikan, berpikir, berniat pada hal-hal yang baik. Orang seperti ini pemimpin yang tegas dan kuat. Pemimpin kuat ini sebenarnya dirindukan," tandasnya.

5. Ical sudah ketuaan

Politisi senior Taufiq Kiemas menyarankan agar Ical mengurungkan niatnya untuk menjadi calon Presiden.

"Baiknya Ical itu jadi king maker. Ical bagus, tapi jadi busur bukan anak panah lagi," ujar Taufiq di gedung DPR, Jakarta, Senin (9/4).

Menurutnya, usia menjadi pertimbangan utama kenapa Ical seharusnya menjadikan generasi muda sebagai calon presiden. Pengalaman Ical sebagai menteri dianggap sudah cukup.

"Pengalamannya sudah semuanya apa yang belum, menteri sudah, menko sudah tinggal bagaimana menjadikan adik-adiknya jadi (presiden)," katanya.

Taufiq melihat di Golkar ada beberapa kader muda yang potensial menjadi calon presiden pada 2014 mendatang. Seperti, Sekjen Golkar Idrus Marham dan Ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso.

()Merdeka.com
KliK DI BAWAH INI:




Jangan lupa Comment N Di share yah :)

Comments
0 Comments

0 comments: