5 Reaksi cepat PDIP usai digeruduk anggota TNI


Politikus PDIP berang setelah mendengar Kantor DPP PDIP yang terletak di Lenteng Agung, Jakarta Selatan didatangi 10 anggota TNI dari Yon Zikon 13. Para personel TNI itu memukul tiga penjaga pos Kantor PDIP tersebut.


Perbuatan anggota TNI itu langsung membuat politikus PDIP marah. "Kantor partai adalah salah satu lambang dan merupakan harga diri kehormatan Partai. Tidak boleh seenaknya diacak acak siapapun," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Minggu (21/4) kemarin.

Tiga penjaga pos yang dipukul adalah Yatna, Priyadi dan Marlan. Yatna mengalami luka di kepala terkena sungkur. Sedangkan Priyadi dan Marlan mengalami memar pada muka dan perut.

Terkait insiden ini, PDIP langsung bergerak cepat. Tjahjo minta, kasus ini harus segar diusut. Berikut 5 reaksi PDIP setelah kantornya digeruduk anggota TNI:

1. Kirim protes ke Panglima TNI

Tidak tanggung-tanggung, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung melayangkan protes kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Mega mengirim surat agar kasus ini diusut tuntas.
"Tanggapan dari Ibu (Megawati), untuk protes keras. Karena markas dan kantor adalah lambang partai, akan buat surat ke Panglima TNI untuk protes keras. Karena lebih kurang 10 orang oknum TNI menggunakan senjata memasuki markas, memukuli petugas parkir, yang pada malam itu Ibu Ketua Umum ada di sini sedang teken DCS (Daftar Calon Sementara)," ujar Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (21/4).

Tjahjo menegaskan surat itu akan langsung disampaikan kepada Panglima TNI hari ini. "Siang ini juga. Gelagat perkembangan dinamika. Apa hubungannya di sana, tapi menyerang ke sini. Harga diri kami dan ketua umum juga," ujar dia.

2. Panggil Komandan Yon Zikon 13

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Ketua DPP PDIP TB Hasanudin langsung memanggil Komandan Yon Zikon Letkol TNI Hari Darniko. Sang komandan itu datang ke Kantor DPP PDIP sekitar pukul 22.30 WIB, Sabtu (20/4).

Mereka langsung melakukan pertemuan dan membahas insiden pemukulan di Kantor PDIP. Tjahjo dalam pertemuan itu mengungkapkan kekesalannya karena kantor partainya diacak-acak oleh anggota TNI.

Apalagi di Kantor PDIP malam itu sedang ada Megawati. Atas tindakan anggota TNI yang masuk ke Kantor PDIP, Tjahjo tidak terima.

"Kami minta pertanggungjawaban atas kelakuan anak buahnya masuk markas partai seenaknya dan memukuli orang tanpa sebab. Kami minta diusut tuntas dan minta Garnisun mengusutnya," ujar Tjahjo.

3. Menangkap dua anggota TNI

Tidak hanya protes keras, saat kejadian ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kapten Suwadi, langsung bertindak cepat. Anggota TNI yang masuk ke Kantor PDIP langsung ditangkap oleh Kapten Suwadi.

"Di TKP saat kejadian berhasil diamankan 2 orang pelaku yaitu Praka TNI Juawadi dan Prada Rahmat, dan kemudian diamankan ke dalam kantor PDIP oleh Kapten TNI Suwadi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kemarin.

Keduanya sempat diinterogasi oleh Suwadi. Awalnya, dua anggota TNI itu mengaku dari anggota Brimob. Setelah didesak, diketahui ternyata anggota TNI.

Keduanya akhirnya dijemput oleh Komandan Yon Zikon Letkol TNI Hari Darniko setelah bertemu dengan elite PDIP.

4. Minta pelaku diberi sanksi berat

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo bersuara lantang terkait insiden di kantor partainya. Ia langsung mendesak kepada TNI AD untuk memberikan sanksi terhadap anggota TNI yang mengacak-acak Kantor PDIP.

"Kami minta diusut tuntas dan minta Garnisun mengusutnya serta memberikan sanksi. Saat ditangkap mengaku dari kesatuan lain. Setelah digeledah ternyata oknum prajurit Yon yang bermarkas di Lenteng Agung," kata Tjahjo kemarin.

Dia mengakui, petinggi markas penyerang itu sudah meminta maaf. "Ini menyangkut harga diri dan kehormatan TNI dan partai sendiri. Walau Zikon menyampaikan permintaan maaf, kemudian kami minta dua orang yang ditangkap. Malam itu juga dilaksanakan apel," jelas Tjahjo.

5. 10 Anggota TNI langsung diperiksa

Desakan PDIP langsung mendapat respons cepat dari Mabes TNI AD. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Rukman Ahmad, 10 personel anggota TNI langsung diperiksa oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom), Cijantung.

"Kalau mereka memang terbukti bersalah pasti mereka akan ditetapkan menjadi tersangka dan diproses di Pengadilan Militer," katanya.

Rukman menjelaskan, kasus ini bermula saat Prada Puguh sedang mengisi bensin di SPBU dekat Kantor PDIP. Dari belakang, motor Prada Puguh ditabrak. Kemudian terjadilah adu mulut.
5 Kasus anggota TNI yang arogan di jalan raya
Pengakuan korban pemukulan TNI di kantor DPP PDIP

Setelah sempat adu mulut, Prada Puguh dan si penabrak berdamai. "Tapi memang pada saat itu masyarakat sudah terlanjur berkerumun. Menurut keterangan yang saya terima, setelah mereka berdamai, ada salah seorang warga yang masih tidak terima dengan Prada Puguh," ujarnya.

Kemudian, Prada Puguh mengatakan kepada masyarakat bahwa ia adalah seorang aparat dari TNI. "Tapi salah seorang warga menimpali, di sini tidak ada yang namanya aparat, di sini semuanya sama," kata Rukman menirukan omongan warga.

Karena merasa terancam, Prada Puguh memanggil temannya sesama TNI. Teman Prada Puguh yang ditelepon rupanya malah mengajak teman-temannya untuk datang ke lokasi.

Bahkan, Prada Puguh sempat ditantang duel oleh salah satu warga. Sementara Prada Puguh janji bertemu dengan teman-temannya di depan Gedung PDIP.

"Anggota TNI yang baru saja datang langsung bertanya kepada masyarakat di situ, mana tadi katanya ada yang nantang duel," ujarnya.

Dalam situasi panas itulah, terjadilah pemukulan. "Salah seorang warga yang dipukul lari masuk ke dalam halaman Gedung PDIP. Satpam PDIP di sana berusaha melerai namun menurut informasi yang saya terima ada satpam PDIP juga yang kena pukul anggota kami," imbuhnya.
merdeka.com


 

Jangan lupa Comment N Di share yah :)

Comments
0 Comments

0 comments: